Ibarat pepatah lama "Sudah Jatuh Tertimpa Tanggpu Pula". Raut kening dan pancaran wajah Bapak presiden kita terlihat jelas. Meski tidak ada hubungan dekat, apalagi saudara. Meski pula bukan tokoh idola yang saya kagumi, tapi saya coba untuk sedikit berempati.
Banyak kasus dan permasalahan negara yang menimpa beliau semenjak beliau menjabat Kepala Negara & Kepala Pemerintahan RI. Entah kenapa semenjak di bawah kekuasannya, banyak sekali bencana yang menimpa negeri kita (bukan karena beliau lantas banyak bencana), tapi saya cenderung melihatnya sebagai bagian dari "cobaan" yang diberikan Alloh padanya.
Satu kasus menimpa belum selesai, datang lagi kasus lainnya. Seolah-olah permasalahan selalu membelitnya. Apalagi ini menyangkut "citra"nya sebagai presiden yang notabene "pilihan rakyat". Sekarang "rakyat" seolah-olah "menyerang" balik menagih semua janji-janjinya yang dulu pernah dipaparkannya.
Bayangkan dari sekian juta rakyat Indonesia menuntut semua kasus / permasalahan diselesaikan tuntas. Apa yang ada dalam benak kita, seandainya kita dalam posisi yang sama dengan beliau. Pusing, stres, depresi, "cenat-cenut" dan kalau "tidak kuat" bisa jadi "bunuh diri".
Saya sebagai "rakyat kecil" tak bisa berbuat banyak. Hanya bisa berdoa, berdoa dan berdoa, sekiranya beliau diberikan kesabaran, ketangguhan dan kekuatan. "Rakyat" yang merasa tidak puas, jengkel, marah dan merasa "dibohongi" diberikan hidayah-Nya, agar senantiasa juga ikut bersabar dan terus-menerus bahu membahu mermberikan solusi maupun doa.
Alangkah indahnya, seandainya terjalin hubungan yang harmonis. Penguasa merasa tidak dipojokkan kala "kritik pedas" menyerangnya bertubi-tubi, tetapi menganggapnya sebagai suatu masukan yang sangat berarti untuk memperbaiki kinerja pemerintahan. "Rakyat" pun memberikan "ruang " kepada penguasa untuk memperbaiki diri. Saling menasehati dalam hal kebaikan dan kebenaran, saling mencegah kemungkaran untuk membangun negeri yang "bersih & berwibawa".
Apakah kita kufur terhadap-Nya. Negeri ini terpecah belah hanya karena kita merasa "paling dibutuhkan", saling cekcok, saling menyalahkan,saling berprasangka buruk, saling "menghantam" secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
Dalam Al-Quran Allah menggambarkan suatu negeri yang penuh dengan nikmatNya, akan tetapi karena penduduk negeri tersebut kufur terhadap nikmat Allah maka negeri itupun akhirnya ditimpa bencana dan musibah, seperti yang difirmankan Allah di dalam Al-Qu'an:
"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezki datang melimpah ruah dari segenap penjuru, tetapi (penduduk) nya kufur pada ni'mat-ni'mat Allah; karena itu Allah menimpakan kepada mereka bahaya kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat" (An-Nahl 16:112).
Allah tidak akan membinasakan suatu negeri apabila dalam negeri tersebut masih terdapat orang-orang yang punya kepedulian da'wah, mengajak masyarakatnya untuk menegakkan syari'at secara kaaffah, Allah berfirman :
"Dan tidaklah Tuhanmu akan membinasakan suatu negeri secara zalim sedang penduduk negeri itu senantiasa melakukan perbaikan (amar ma'ruf)" (Hud 11:117).
Mari kita berbenah....bangsaku..!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar